Skip to content

19/07/2021 News

KETAHUI STANDAR PELUMAS KENDARAAN BERMOTOR

Memilih oli yang tepat untuk kendaraan bermotor tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Apabila Anda hendak mengganti oli kendaraan Anda, cari tahu lebih dulu oli seperti apa yang cocok. Ketahui pula spesifikasi serta jenis mesin pada kendaraan, apakah bermesin diesel atau bensin.

Dengan mengetahui spesifikasi oli mesin yang digunakan, maka Anda bisa terhindar dari kesalahan saat mengganti oli mesin kendaraan yang tentunya akan berakibat pada performa kendaraan. Berikut ini tiga standarisasi oli yang biasa digunakan pada kendaraan dan perlu Anda ketahui.

Standar pelumas ACEA

Mungkin Anda asing dengan istilah ACEA atau European Automobilie Manufactures Associato, karena ACEA ini memang digunakan oleh Asosiasi Produsen Mobil Eropa.

Standar oli ACEA memiliki beberapa pembeda, tergantung pada jenis dan kualitas yang dapat dilihat dari huruf dan angka, contohnya A1. Huruf A menandakan jenis mesin kendaraan bensin. Nah, berikut ini beberapa penjelasan soal standarisasi dari ACEA.

A - Oli yang dirancang untuk mesin bensin.

B - Oli yang dirancang untuk mesin diesel di mobil pribadi.

C – Oli untuk mesin ringan yang dilengkapi dengan konverter katalitik atau filter partikulat.

E – Oli untuk kendaraan komersial dan truk.

Setelah huruf diikuti oleh angka yang menunjukkan performa spesifik yang harus disediakan oli. Semakin tinggi angkanya, semakin besar performa oli.

BACA JUGA: PERAWATAN MESIN DIESEL TAK CUKUP HANYA GANTI OLI RUTIN

Tiga kategori kode ini digunakan untuk mengetahui kombinasi mesin bensin dan diesel yaitu A3/B3, A3/B4, A5/B5.

- A1/B1

Pelumas ini bisa digunakan untuk mesin bensin dan mesin diesel kendaraan penumpang (B1) yang didesain untuk menggunakan pelumas dengan viskositas rendah atau encer.

- A3/B3

Pelumas ini bisa digunakan pada mesin bensin dan mesin diesel (B3), keuntungannya interval ganti oli yang panjang sesuai dengan yang direkomendasikan pabrik mobil.

- A3/B4

Mirip dengan A3/B3, untuk A3/B4 bisa digunakan untuk mesin diesel direct injection pada kendaraan penumpang.

A5/B5

Oli dengan kode ini sama seperti standarisasi A1/B1, namun A5/B5 memiliki kemampuan interval ganti oli yang lebih panjang.

Selain itu juga terdapat lima kategori untuk kendaraan dengan alat pengendali polusi: C1, C2, C3, C4, C5. Empat kategori untuk kendaraan komersial dan truk E4, E6, E7, E9, dua di antaranya untuk kendaraan dengan alat pengendali polusi: E6 dan E9.

Standar pelumas SAE

Standar oli SAE atau Society of Automotive Engineers merupakan standarisasi untuk menjelaskan viskositas atau kekentalan oli. Untuk standarisasi oli SAE biasanya memiliki tanda pada wadahnya berupa dua angka huruf dan angka seperti ‘00W-00’.

Angka di sebelah kiri atau paling depan artinya viskositas atau kekentalan oli bisa digunakan pada suhu rendah atau dingin. Semakin rendah angkanya, semakin efisien oli yang digunakan untuk suhu dingin.

Sebaliknya, angka di sebelah kanan menunjukkan performa tingkat kekentalan ketika mesin dalam kondisi oli sudah panas. Beberapa contoh standarisasi yang banyak digunakan yaitu SAE 10W-30, 10W-40 atau 20W-40, 20W-50. Contohnya, jika ada tulisan SAE 10W-40, maka artinya oli ini memiliki rentang viskositas yang tetap kental saat keadaan suhu dingin sampai suhu panas. 

Standar pelumas API

Standar pelumas API atau American Petroleum Institute mengklasifikasikan kualitas oli menurut beberapa kriteria: mulai dari daya dispersif dan deterjen, serta perlindungan terhadap keausan, oksidasi, dan korosi. 

Apabila kemasan oli memiliki tulisan API maka akan terdapat dua alfabet di belakangnya dengan kode S atau Spark/busi untuk mesin bensin dan C atau Combustion untuk mesin diesel. Singkat kata, jika alfabet hurufnya lebih tinggi, semakin baik kualitas olinya. Misal, oli bertuliskan SM atau SJ akan memiliki kinerja yang lebih rendah daripada oli dengan tulisan SN.

Biasanya, oli yang digunakan pada kendaraan model baru memakai oli berkode dengan alfabet kedua mendekati huruf Z. Maka dari itu, oli untuk mobil baru dan mobil lama harus berbeda untuk menyesuaikan dengan kondisi mesin.

ARTIKEL TERKAIT